Sebagai seorang mukmin mestilah kita
memperbanyak istighfar dan tobat kepada Allah. Jika satu sayap sudah mengepak,
artinya kita telah diperingatkan untuk kembali kepada Allah meminta ampun, dan
selanjutnya memperbaiki kesalahan dengan tidak mengulanginya dan menggantinya
dengan kebaikan-kebaikan yang baru. Jika junjungan kita yang Mulia Nabi
Muhammad saw saja masih beristighfar setidaknya 70 kali sehari, maka apalagi
kita yang seharusnya melakukan lebih banyak lagi. Tobat itu tidak berarti hanya
berlaku kepada orang yang pada saat itu melakukan dosa, tetapi tobat juga
belaku untuk setiap kondisi sebagai penghadang dari potensi dosa yang bisa saja
terjadi kemudian hari. Ia akan menjadi pelindung, yaitu kita yang mengenali
dosa itu sebagai dosa maka ia akan lebih berhati-hati untuk menjauhi dosa
tersebut.
Jika kita dengan kesungguhan hati
menangis memohon ampunan kepada Allah, maka Allah dengan sifat Ghofurnya akan
memaafkan kita. Seseorang yang terus beristighfar maka hatinya akan melihat
dosa itu sebagai suatu hal yang jijik dan ia tidak ingin mendekatinya. Secara
alami umat Islam telah tertanam rasa jijik akan daging babi, padahal ribuan
perbuatan lainnya yang kotor tetap saja dilakukan. Jadi hikmahnya adalah Allah
telah meletakkan contoh rasa jijik dan rasa tidak suka kepada daging babi, maka
rasa itu jugalah yang harus ditumbuhkan kepada setiap perbuatan dosa. Dan hal
itu bisa dilakukan dengan tobat dan memperbanyak istighfar.
Jika dalam diri manusia telah
tertanam rasa benci pada dosa dan kemudian mengayunkan langkahnya kepada
perbaikan diri, maka lama kelamaan segenap keburukannya akan menjauh. Yakinlah
bahwa di dalam tobat terdapat buah-buah yang berlimpah. Ini merupakan sumber
mata air keberkatan. Pada hakikatnya para wali dan orang-orang saleh adalah
mereka yang bertobat dan kemudian mereka terus istiqomah dalam tobatnya.
Oleh karena itu kita harus
tingkatkan tobat kita kita jadikanlah amal kita mendatangkan ridho sang Pemilik
kita. Ingatlah bahwa hukuman dari kekeliruan akidah kita akan diputuskan di
akhirat nanti, keputusan menjadi orang Hindu atau Kristen atau menjadi orang
Islam. Tetapi orang yang aniaya yang bergelimang dosa dan pelanggaran, di dunia
ini juga ia akan mendapatkan hukuman.
Sabda Nabi saw berikut kiranya dapat
menjadikan kita hamba-hamba yang bertobat dan memperbaiki diri. "Allah
lebih senang kepada orang yang bertobat daripada orang yang haus menemukan air,
orang yang mandul lalu punya anak, dan orang yang tersesat lalu menemukan jalan.
Dan barangsiapa bertobat kepada Allah dengan tobat yang baik, maka Allah
membuat lupa dua malaikat yang mengawasi amal tersebut (Rakid dan Atid),
seluruh anggota badannya, dan tempat dalam tanah (kubur) terhadap
kesalahan-kesalahan orang yang tobat dan dosa-dosanya." (HR Ibnu Abbas).
Semoga Allah menerima tobat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar